Senin, 14 Desember 2015
Hukum Newton tentang Gerak
Percepatan akan timbul jika suatu benda kita dorong atau
kita tarik dengan suatu gaya. Pada kesempatan ini kita akan mempelajari Hukum
Newton tentang gerak. Ada tiga Hukum Newton tentang gerak. Hukum Newton 1 erat
hubungannya dengan pernyataan Galileo (1564 – 1642) tentang inersia. Galileo
menyatakan bila pengaruh luar dari suatu benda benar-benar dihilangkan, maka
suatu benda akan tetap diam bila pada mulanya diam, dan akan tetap bergerak
dengan kecepatan konstan bila pada mulanya bergerak dengan kecepatan konstan.
1. Hukum pertama Newton
tentang gerak
Hukum pertama Newton berbunyi : hukum 1 : Setiap benda
akan mempertahankan keadaan diam atau bergerak lurus beraturan, kecuali ada
gaya yang bekerja untuk mengubahnya. (dalam bahasa aslinya : ”lex
1 : Corpus omne perseverare in statu suo quiescendi vel movendi
uniformiter in directum, nisi quatenus a viribus impressis cogitur statum illum
mutare”
Jika resultan gaya-gaya yang bekerja pada suatu benda sama
dengan 0, maka suatu benda yang diam akan tetap diam atau benda yang bergerak
dengan kecepatan konstan akan tetap bergerak dengan kecepatan konstan atau
secara matematis dapat ditulis:
Artinya benda akan bergerak dengan suatu percepatan jika
jumlah gaya – gaya yang bekerja pada benda tersebut tidak sama dengan nol. Bila
suatu benda sedang bergerak dengan suatu kecepatan konstan, maka benda tersebut
akan tetap bergerak walaupun tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut,
namun jika pada suatu benda yang bergerak dengan kecepatan konstan diberikan
suatu gaya sehingga resulta gaya-gaya yang bekerja tidak sama dengan nol, maka
benda tersebut akan mengalami percepatan atau perlambatan. Kondisi ini sulit
diwujudkan pada kondisi normal di ruang terbuka, karena udara dan media luncur
akan selalu memberikan gesekan (gaya) yang menyebabkan suatu benda akan
berhenti bergerak (mengalami perlambatan) namun pada kondisi ruang hampa dan
bebas gravitasi seperti di angkasa luar, kondisi ini sangat mudah terwujud.
Contoh seperti meteor yg bergerak bebas jauh dari pengaruh gravitasi
benda-benda langit yang lainnya.
2. Hukum kedua Newton tentang
gerak
Perhatikan gambar 2 berikut ini.
Gambar 2 gaya pegas, massa
dan percepatan
Pada gambar 2 terdapat sebuah pegas yang dipasang secara
horizontal dengan sebuah beban pada sebuah bidang yang tidak ada gesekannya
sehingga sistem ini dapat bergerak tanpa gesekan. Pada kondisi pertama (b)
terdapat massa m2 pada pegas kemudian pegas diregangkan sejauh X,
dan dilepas, maka benda m2 akan mengalami percepatan sebesar a2.
Kemudian pada kondisi kedua sebuah massa m1 dipasang mengantikan
massa m2 dimana m1 > m2 , kemudian
diregangkan sejauh X sama dengan kondisi pertama dan dilepaskan, maka benda m1
juga akan mengalami percepatan sebesar a1 ternyata setelah kita
ukur, didapat:
F adalah gaya tarik pegas yang besarnya konstanta pegas
dikalikan dengan regangan X.
Hukum kedua Newton menyatakan gaya yang bekerja pada sebuah
benda sama dengan perubahan momentum linier (p) terhadap waktu (t) atau dapat
ditulis :
Persamaan (1) di atas dapat diselesaikan menjadi :
Untuk kasus kecepatan benda yang jauh lebih kecil dari
kecepatan cahaya maka dm/dt dapat diabaikan sehingga persamaan (2) dapat disederhanakan
menjadi :
F adalah gaya yang bekerja pada suatu benda, m adalah massa
benda dan a adalah percepatan pada pusat massa benda. Untuk kasus dengan banyak
gaya yang bekerja pada benda, maka F adalah resultan dari gaya-gaya yang
bekerja pada benda tersebut.
Hukum kedua Newton dalam bahasa aslinya (latin) berbunyi:
“Lex II: Mutationem motus proportionalem esse vi motrici
impressae, et fieri secundum lineam rectam qua vis illa imprimitur.”
(sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_gerak_Newton)
Diterjemahkan dengan cukup tepat oleh Motte pada tahun 1729
menjadi:
“Law II: The alteration of motion is ever proportional to
the motive force impress’d; and is made in the direction of the right line in
which that force is impress’d.”
Yang dalam Bahasa Indonesia berarti:
“Hukum Kedua: Perubahan dari gerak selalu berbanding lurus
terhadap gaya yang dihasilkan / bekerja, dan memiliki arah yang sama dengan
garis normal dari titik singgung gaya dan benda.”
3. Hukum ke tiga Newton
tentang gerak
Bunyi asli hukum ke tiga Newton adalah :
“Lex III: Actioni contrariam semper et æqualem esse
reactionem: sive corporum duorum actiones in se mutuo semper esse æquales et in
partes contrarias dirigi”
(sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_gerak_Newton)
)
Dapat diartikan : “untuk setiap aksi selalu ada reaksi
yang sama besarnya tetapi berlawanan arah, atau gaya dari dua benda pada satu
sama lainnya selalu sama besar dan berlawanan arah”
Hukum ke 3 Newton ini dikenal dengan hukum aksi dan reaksi
yang secara matematis dapat ditulis :
Jika kita menarik sebuah tali yang terkait pada sebuah
tembok, maka tembok juga akan menarik kita dengan gaya yang sama besar tetapi
berlawanan arah dengan gaya tarik yang kita berikan, seperti pada gambar
dibawah ini.
Gambar 3 ilustrasi hukum
Newton 3
Namun ada beberapa kasus yang tidak termasuk gaya aksi dan
reaksi seperti halnya gaya normal dengan gaya berat. Dalam sebuah sistem (lihat
gambar 4 ) terlihat 2 buah gaya ini besarnya sama dan berlawanan arah, tetapi 2
gaya ini bukan pasangan gaya aksi dan reaksi. Gaya berat merupakan reaksi
(timbul) akibat adanya gaya tarik bumi. Sehingga gaya berat merupakan pasangan
dari gaya tarik benda terhadap bumi. Sedangkan gaya normal merupakan reaksi
(timbul) karena adanya gaya tekan benda terhadap permukaan meja.
Gambar 4 gaya berat dan gaya
normal
Syarat gaya aksi dan reaksi adalah :
- Sama besar
- Berlawanan arah
- Bekerja pada satu garis gaya
- Bekerja pada 2 benda yang berbeda
Dalam kehidupan sehari-hari hukum Newton cukup mumpuni untuk
digunakan menyelesaikan beberapa kasus fisika, namun untuk kasus-kasus yang
melibatkan kecepatan yang tinggi (mendekati kecepatan cahaya), kasus-kasus
dalam skala ukuran yang sangat kecil seperti atom dan turunannya atau medan
gravitasi yang sangat kuat, hukum Newton tidak dapat lagi digunakan.
Penjelasan untuk kondisi ini membutuhkan pendekatan fisika yang lebih komplek
seperti teori medan kuantum dan teori relativitas umum.
Langganan:
Komentar (Atom)